Jumat, 27 Maret 2009

Bangun Dari Tidur

Aku pernah merasakan cinta namun tak seperti ini. Aku pernah merasakan rindu tapi tak sehebat ini. Senyum ini pernah ada namun tak pernah selepas ini. Hati dan jiwaku pernah hidup tapi tak pernah sebebas ini. Dulu aku pernah hidup dalam ketidakpastian, seakan hanya sekedar bernafas pun enggan. Dulu hati dan jiwa ini pernah menjadi keping-keping yang rapuh. Hanya menjadi parasit dalam kehidupan. Miris dan mengenaskan. Kata menyerah sering memenuhi otakku dalam mengambil keputusan hidup. Benar-benar menyedihkan.
Senyum itu.... tawa itu.... mata itu.... belaian itu... seakan memberi jiwa dalam kehidupanku. Kembali menyejukkan hati yang telah lama beku oleh kemunafikan. Lidah ini serasa kelu tuk mengatakannya. Bukan karena sakit atau perih.... tapi dia tak kuasa tuk ungkapkan karena tak bisa dilukiskan dengan kata dan isyarat. Tak dapat gambarkan apa yang kurasa saat ini sejak kehadirannya. Namun... hidupku kembali sempurna saat kuraih cintanya.
Tak dapat kupungkiri tangis ini masih mengalir. Tragedy itu masih terus menghantui malam-malamku. Sakit terasa dalam hati. Namun apa daya hati tak berdaya menghapusnya dalam sekejap. Bayang-bayang kelam seakan tak ingin melihatku bahagia. Tapi senyuman itu... mata itu.... kehangatan itu... selalu membuatku nyaman dan tenang. Hingga aku lupa rasanya sakit hati. Sampai aku lupa rasanya dikhianati.
Masa lalu terkadang masih membuntuti langkahku. Seakan tak ingin ku melangkah menuju masa depan. Berharap tak kutemukan bahagiaku. Menghiba ku kembali padanya. Tapi maaf... masa depan terlampau indah bagiku meski tak ku pungkiri banyak liku yang menghadang langkahku. Namun tatapan itu meyakinkan aku bahwa aku layak bahagia, aku layak hidup kembali. Senyuman itu yang mengajarkan aku cinta yang sesungguhnya. Cinta yang kembali menghidupkan hatiku, yang membebaskan jiwaku dari belenggu masa lalu. Sentuhan itu mengingatkan aku betapa hidupku terlampau berharga untuk terpuruk, kembali mengingatkan aku bahwa masih ada getar cinta dalam tiap nafasku.
Kini aku bisa merasakan nikmatnya seulas senyum yang dengan manis tersungging di bibir yang pernah terkunci. Kini aku bisa merasakan hangatnya sentuhan yang membuaiku ke alam mimpi, memberikan ketenangan dalam setiap getarannya. Kini aku tak lagi bermimpi tentang pelukan dan sentuhan kasih sayang yang kembali menghidupkan memori jiwaku yang pernah tenggelam ke dasar kegelapan tak berbatas. Tawa itu... canda itu... entah kekuatan apa yang dimilikinya hingga hatiku kembali tersenyum dengan entengnya, hal yang paling sulit untuk kulakukan.
Entah magnit apa yang dia punya... entah sihir apa yang dia semburkan padaku... hingga aku perlahan bangkit dan mencoba kembali menapaki hidupku yang pernah hilang. Hingga tangan ini bisa terbuka lebar dan berusaha kembali merengkuh dunia. Mata ini kembali terbuka tuk melihat dunia yang kejam namun memabukkan. Tubuh ini kembali tegap menantang dunia. Ya.... aku mencoba kembali hidup untukmu dan karenamu... kekasih jiwa....

21 February 2009



Tidak ada komentar: